Sunday, October 10, 2010

Kumpulan Puisi Tentang hujan

Kumpulan puisi hujan ini menyambung artikel yang kemarin mengenai puisi hujan romantis karya Sapardi Djoko Damono. Setelah sebelumnya lebih dulu memposting artikel puisi jatuh cinta dan puisi kehidupan. Kebetulan sekarang lagi musim hujan, hehe. Jadi kumpulan puisi hujan ini sangat pas kalau dipublikasikan sekarang ini. Siapa tahu kamu jadi terinspirasi bikin puisi yang lebih bagus lagi tentang hujan ini.



Pada Suatu Pagi Hari



Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis

sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu

hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan

sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya

kenapa.





Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk

memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin

menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-

rintik di lorong sepi pada suatu pagi.



(1973)

(“Pada Suatu Pagi Hari”, Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni)





Percakapan Malam Hujan



Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan

payung, berdiri di samping tiang listrik. Katanya kepada

lampu jalan, “Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga

malam.”



“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara

desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi; kembalilah,

jangan menggodaku tidur. Aku sahabat manusia. Ia suka

terang.”



(1973)

(“Percakapan Malam Hujan”, Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni)





Kuhentikan Hujan



Kuhentikan hujan. Kini matahari

merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan –

ada yang berdenyut

dalam diriku:

menembus tanah basah,

dendam yang dihamilkan hujan

dan cahaya matahari.



Tak bisa kutolak matahari

memaksaku menciptakan bunga-bunga.



(1980)

(“Kuhentikan Hujan”, Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni)





Hujan Dalam Komposisi 3



dan tik-tok jam itu kita indera kembali akhirnya

terpisah dari hujan



(1969)

(“Hujan dalam Komposisi, 3”, Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni)



Gadis Kecil



ada gadis kecil diseberangkan gerimis

di tangan kanannya bergoyang payung

tangan kirinya mengibaskan tangis-

di pinggir padang ada pohon dan seekor burung





Hujan dalam Komposisi, I



“Apakah yang kautangkap dalam suara hujan,

Dari daun-daun bugenvil basah yang teratur

Mengetuk jendela?Apakah yang kau tangkap

Dari bau tanah, dari ricik air

Yang turun di selokan?”



Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah

Dan hujan, membayangkan rahasia daun basah

Serta ketakutan yang berulang



“Tidak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri

Yang di balik pintu memimpikan ketukan itu,

Memimpikan sapa pinggir hujan, memimpikan

Bisik yang membersit dari titik air

Menggelincir dari daun dekat jendela itu

Atau memimpikan semacam suku kata

Yang akan mengantarmu tidur.”



Barangkali sudah terlalu sering ia

Mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya







Hujan, Jalak, dan Daun Jambu



Hujan turun semalaman. Paginya jalak berkicau dan daun jambu bersemi;

Mereka tidak mengenal gurindam dan peribahasa, tapi menghayati adat kita yang purba



Tahu kapan harus berbuat sesuatu, agar kita manusia, merasa bahagia.

Mereka tidak pernah bisa menguraikan hakikat kata-kata mutiara,

Tapi tahu kapan harus berbuat sesuatu, agar kita merasa tidak sepenuhnya sia-sia





Membebaskan Hujan



ada yang ingin menjaring hujan

dengan pepatah-petitih tua

yang tak lekang meski basah -

hujan buru-buru menghapusnya



ada yang ingin mengurung hujan

dalam sebuah alinea panjang

yang tak kacau meski kuyup -

hujan malah sibuk menyuntingnya



ada yang ingin membebaskan hujan

dengan telapak tangan

yang jari-jarinya bergerak gemas -

hujan pun tersirap: air mata



Nah, itulah kumpulan puisi hujan karya sang Maestro Sapardi Djoko Damono. Bagaimana, Kamu sudah punya inspirasi untuk membuat puisi tentang hujan?

No comments:

Post a Comment

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
free counters
 
bottom